Nama : Desi
Puspita Sari
Nim :
A510120199
Kelas : VI F
Tugas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Anak
A. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
1. Pengertian
Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang
terdapat di sekolah, guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di
kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah. UKS tidak hanya menangani murid yang mengalami kecelakaan ringan di
sekolah (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan), melayani kesehatan dasar
bagi murid selama sekolah (pemberian imunisasi), pemantauan pertumbuhan anak.
Tetapi juga mengajarkan hal-hal kecil namun penting bagi siswa, seperti
menanamkan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, pengenalan makanan empat sehat
lima sempurna, perilaku menggosok gigi setelah makan, dan perilaku-perilaku
lain yang dapat membentuk kebiasaan sehat bagi anak.
2. Makna Simbol UKS
a.
Segitiga
Sama Sisi
Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS)
1) Pendidikan Kesehatan.
2) Pelayanan
Kesehatan.
3) Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat.
b. Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS
dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait.
c.
Tulisan Uks (Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)
Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan
mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari
sekolah/ Madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan
Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar
sesama TIM Pembina UKS yang sejajar.
Nemir (1990,
dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi tiga
kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)
Pendidikan ini meliputi :
a. Pengetahuan tentang dasar – dasar hidup sehat.
b. Sikap
tanggap terhadap persoalan kesehatan.
c. Latihan atau demonstrasi cara hidup sehat.
d. Penanaman kebiasaan hidup
sehat dan upaya peningkatan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
Tujuan pendidikan kesehatan
adalah:
a.
Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan
termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b.
Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip hidup sehat.
c.
Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.
2.
Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health
Service)
Pemeliharaan
kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk memelihara,
meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin terjadi
terhadap peserta didik maupun gurunya.
3.
Lingkungan
Sekolah yang Sehat
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha kesehatan sekolah
untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial.
Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap sumber
air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan kebersihan
lingkungan sekolah.
3. Sasaran UKS
Sasaran UKS adalah pendidikan formal
dan non-formal pada setiap jalur dan jenis pendidikan mulai dari tingkat pra
sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta
lingkungannya. Sasaran Pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan
petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan
sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan,
lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat)
Depdiknas 2006.
B. IMUNISASI
1.
Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar
tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya (Umar,2006).
Imunisasi adalah usaha memberikan
kekebalan kepada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Hidayat,2008).
Imunisasi adalah upaya yang
dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan atau imunitas pada bayi dan anak
sehingga terhindar dari penyakit (Supartini,2002).
Imunisasi adalah pemberian satu atau
lebih anti gen yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang system
imun dan memproduksi anti bodi yang akan mencegah infeksi (Schwartz,2004)
Imunisasi adalah proses yang
menginduksi imunitas secara artifisial dengan pemberian bahan antigenic dan
penggunaan agen infeksi hidup yang dilemahkan atau diinaktifkan (Wahab,2000)
Imunisasi adalah pemberian antigen
untuk memicu imunitas seseorang sehingga memiliki kemampuan untuk bertahan
terhadap infeksi (Hinchliff, 1999).
2.
Tujuan Imunisasi
Program Imunisasi Bertujuan Untuk
Memberikan Kekebalan Pada Bayi Agar Dapat Mencegah Penyakit Dan Kematian Bayi
Serta Anak Yang Disebabkan Oleh Penyakit Yang Sering Berjangkit. (Proverawati,
2010)
Tujuan pemberian imunisasi adalah
diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. (Alimul, 2009)
3. Manfaat Imunisasi
a.
Untuk Anak
Mencegah
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
b.
Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan
psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila
orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c.
Untuk Negara
Memperbaiki
tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
4.
Jenis-jenis
Imunisasi
a.
Imunisasi
BCG
Kepanjangan BCG, mungkin karena susah mengucapkannya makanya jarang yang
hafal kepanjangannya Bacillus Calmette-Guerin. BCG adalah vaksin untuk mencegah
penyakit TBC, orang bilang flek paru. Meskipun BCG merupakan vaksin yang paling
banyak di gunakan di dunia (85% bayi menerima 1 dosis BCG pada tahun 1993),
tetapi perkiraan derajat proteksinya sangat bervariasi dan belum ada penanda
imunologis terhadap tuberculosis yang dapat dipercaya. Imunsasi BCG diberikan
dengan dosis 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml pada anak, disuntikkan
secara intrakutan. Maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di
otot). Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang menggelembung. BCG
ulang tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan. BCG tidak dapat diberikan
pada penderita dengan gangguan kekebalan seperti pada penderita lekemia (kanker
darah), anak dengan pengobatan obat steroid jangka panjang dan penderita
infeksi HIV (Wahab, 2000).
2. Imunisasi
Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B ini juga
merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi
ini dalam program nasionalnya. Jika menyerang anak penyakit yang disebabkan virus ini sulit
disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat
menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat
mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati.
Upaya pencegahan adalah langkah
terbaik.Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena Virus Hepatitis B,
biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah
membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk
mencegah masuknya virus hepatitis B.
Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali,
dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan
antara suntikan kedua dan ketiga.
Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah
lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang
lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb dilakukan tambahan dengan
imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam.
Lokasi Penyuntikan: Pada anak di
lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat
anterolateral (antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar).
Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas
vaksin.
Tanda Keberhasilan: Tak ada tanda
klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran
keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya
setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahanya
8 tahun; diatas 500, tahan 5 tahun; diatas 200 tahan 3 tahun. Tetapi kalau
angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya 0
berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi. Tingkat Kekebalan: Cukup
tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3 kali suntikan, lbih dari 95% bayi
mengalami respons imun yang cukup. Indikator Kontra: Tak dapat diberikan pada
anak yang sakit berat.
3.
Polio
Imunisasi polio ada 2 macam, yang
pertama oral polio vaccine atau yang sering dilihat dimana mana yaitu vaksin
tetes mulut. Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, ini yang
disuntikkan. Kalo yang tetes mudah diberikan, murah dan mendekati rute penyakit
aslinya, sehingga banyak digunakan.Kalo yang injeksi efek proteksi lebih baik
tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis. Selain itu saat ini MUI telah
mengeluarkan fatwa agar pemakaian vaksin polio injeksi hanya ditujukan pada
penderita yang tidak boleh mendapat vaksin polio tetes karena daya tahan
tubuhnya lemah
Polio atau lengkapnya poliomelitis
adalah suatu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh
pada kedua kaki.Walaupun dapat sembuh, penderita akan pincang seumur hidup
karena virus ini membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil.
Virus polio menyerang tanpa
peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada
kaki.Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan.
Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II,
penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak
terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak
membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam
renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
Virus polio menular secara langsung
melalui percikan ludah penderita atau makanan dan minuan yang dicemari. Pencegahannya
dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes setiap kali sesuai dengan
jadwal imunisasi.
4.
DPT
Deskripsi Vaksin Jerap DPT adalah
vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta
bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml Aluminium
fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Potensi vaksin per
dosis tunggal sedikitnya 4 IU pertussis, 30 IU difteri dan 60 IU tetanus. Indikasi
Untuk Imunisasi secara simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan.
Komposisi Tiap ml mengandung :
Toksoid difteri yang dimurnikan 40 Lf Toksoid tetanus yang dimurnikan 15 Lf B,
pertussis yang diinaktivasi 24 OU Aluminium fosfat 3 mg Thimerosal 0,1 mg
Dosis dan Cara Pemberian Vaksin
harus dikocok dulu untuk menghomogenkan suspensi.Vaksin harus disuntikkan
secara intramuskuler atau secara subkutan yang dalam. Bagian anterolateral paha
atas merupakan bagian yang direkomendasikan untuk tempat penyuntikkan (Penyuntikan
di bagian pantat pada anak-anak tidak direkomendasikan karena dapat mencederai
syaraf pinggul).Tidak boleh disuntikkan pada kulit karena dapat menimbulkan
reaksi lokal. Satu dosis adalah 0,5 ml. Pada setiap penyuntikan harus digunakan
jarum suntik dan syringe yang steril.
5.
Campak
Imunisasi campak, sebenarnya bayi
sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya
usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan
lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan
mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang
disebabkan virus Morbili ini.Untungnya campak hanya diderita sekali seumur
hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara
atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung
atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya
sulit dideteksi.Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam),
mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya.
Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan
3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. Satu - dua hari kemudian timbul
demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius.
Seiring dengan itu barulah muncul
bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini.Ukurannya tidak
terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Awalnya haya muncul di beberapa
bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu
1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak
banyak.
Jika bercak merah sudah keluar,
umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah
menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak
akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya dibutuhkan
waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.Dalam
kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter.Jaga stamina dan
konsumsi makanan bergizi.Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati
berdasarkan gejala yang muncul.Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang
efektif mengatasi virus campak.
Jika tak ditangani dengan baik
campak bisa sangat berbahaya.Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang
berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya
tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa
radang paru-paru dan radang otak. Komplikasi ini yang umumnya paing sering
menimbulkan kematian pada anak.
Usia dan Jumlah Pemberian Sebanyak 2
kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian
campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di
usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai
12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus
diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella). (www.organisasi.org).