Kamis, 08 Mei 2014

Karawitan


TUGAS PENGAMATAN SAJIAN KARAWITAN DI ISI SURAKARTA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Apresiasi Seni dan Karawitan
Dosen Pengampu  : Bapak Waluyo




Disusun Oleh :
                                                          
                    Nama    : Desi Puspita Sari
                                                           Nim      : A510120199
                                                           Kelas    : IV E


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENDAHULUAN
Pada tanggal 10, 11, 15 dan 16 April 2014 di ISI Surakarta menyelenggarakan sebuah pertunjukkan seni untuk menempuh gelar Sarjana Seni. Susunan acara pada pertunjukkan seni karawitan modern tanggal 16 April 2014 adalah pembukaan, selanjutnya acara inti yaitu pertunjukkan seni modern dan yang terakhir yaitu penutup. Acara pada Hari Rabu malam tersebut dihadiri oleh beberapa juri dan penonton baik mahasiswa maupun masyarakat sekitar. Ada 6 mahasiswa ISI Surakarta yang mengikuti ujian pada hari rabu malam tersebut. Acara dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

ISI
Adapun mahasiswa yang tampil pada acara pertunjukkan seni karawitan modern tersebut yaitu sebagai berikut :
Sajian yang pertama diisi oleh Arna Saputra menyajikan seni karawitan modern yang diberi nama Kluthekan yaitu sni modern yang sumber suaranya dihasilkan dari gelas, botol kaca  yang dipukul dan dtiup, suara yang dihasilkan ada yang besar dan ada pula yang kecil. Ada 10 pemain, 4 orang tokoh yang memeinkan drama dan ada lagu yang dinyanyikan. Dalam klimaks cerita tersebut apabila ada suara musik besar nyanyian yang dinyanyikan juga makin keras dan pada waktu suara musik mengecil nyanyian juga ikut rendah.
Sajian yang kedua diisi oleh mahasiswa yang bernama Jasno menyajikan sajian karawitan yang diberi nama Trenyuh. Sumber bunyi yang dihasilkan dalam pementasan tersebut yaitu dari bel, senar yang ditarik, suara air yang mengalir yang berasal dari bambu yang di dalamnya diisi air. Jumlah pemain pada sajian yang kedua ada 7 orang pemain. Alat musik karawitan yang divarisai yaitu Bonang, kempyang, dan rebab.
Sajian yang ketiga diisi oleh mahasiswa yang bernama Kukuh Wiyono menyajikan sajian karawitan modern yang diberi nama randha yang di dalamnya berisi sebuah lagu. Alat musik yang digunakan yaitu berupa alat musik kenyakan tradisional berupa seruling, kendhang, bonang dan kepyak. Tempo yang digunakan cepat rendah kemudian kembali cepat lagi.
Sajian yang keempat diiisi oleh Mahasiswa yang bernama Suryo Wiyoko menyajikan sajian karawitan modern yang diberi nama ngedhablu’. Alat musik yang digunakan yaitu berupa bonang, gong, balungan dan seruling. Tempo lambat, sedang kemudian cepat ada pengulangan musik di dalamnya.
Sajian yang kelima diiisi oleh Mahasiswa yang bernama Toni menyajikan sajian karawitan modern yang diberi nama Kasmaran. Sajian berupa lagu dam musik, alat musik yang digunakan berupa alat musik gabungan dari alat musik tradisional yaitu kendang, gong kecil, bonang dan kepyak. Alat musik modern berupa biola dan gitar. Tempo dalam sajian lambat,sedang, cepat, terjadi pengulangan musik di dalamnya dan pada saat akan berakhir musik mulai mengecil atau rendah.
Sajian yang keenam diiisi oleh Mahasiswa yang bernama Udin menyajikan sajian karawitan modern yang diberi nama lewat belakang pada acara pembukaan menggunakan pencahayaan dengan korek api yang dinyalakan kemudian dimatikan secara bergantian, suumber bunyi menggunakan tong, wajan yang diaduk-aduk, gerindra yang juga mengeluarkan cahaya. Alat musik tradisional  yang digunakan yaitu rebab, gong, balungan, kecapi, bonang. Tempo dalam pertunjukkan tersebut   lambat,cepat, kemudian kembali cepat lambat.












PENUTUP
Setelah melihat pertunjukkan seni karawitan modern pada Hari Rabu 16 April 2014 di ISI Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa sajian karawitan tidak selalu menjenuhkan.Sajian karawitan modern yang ditampilkan berupa seni modern yang diberi judul Kluthekan, trenyuh, randha, ngedhablu’, kasmaran, dan lewat belakang. Seni karawitan bisa dikembangkan menjadi seni yang indah dan bervariasi. Diharapkan mahasiswa  bisa menjadi generasi penerus untuk melestarikan seni karawitan di masyarakat disekitarnya.























          
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar